Kamis, 21 September 2017

Mahasiswa Almamater


  Hari ini Ahad penulisan akan sedikit berbeda dengan hari hari sebelumnya yang penuh romantika kasmaran dan juga pengkhianatan , iya dalam artian semua tulisan butuh sebuah catatan khusus yang harus berbau keras namun tetap menyinggung dengan kata yang lembut nan sopan 
 Tepat setelah para buruh terbangun dari pagi yang mulai menggeliat, mahasiswa sang pemikir cerdas masih berselimut dibalik kedingginan pagi yang baginya itu adalah kenikmatan, mungkin kuliahnya siang dan kita anggap itu adalah normal yang harus tidak terbiasakan.. jujur saat itu para penghisap uang rakyat tertawa karena akan ada generasi baru yang akan datang..

 Banyak para buruh dan tani yang mulai menggayunkan tangan kaki hingga jatuh keringat membasahi tangan, kepala ,kaki, sampai sekujur tubuhnya. Andai mereka memiliki kesempatan untuk memutar waktu mungkin mereka akan mengubah semua itu, namun percayalah ini bukan sebuah suratan takdir tapi sebuah anugrah..

Mahasiswa, ya betul dengan kedikdayaanya berdiri gagah seakan hafal semua hal yang dituliskan dan dingarkan, dengan bangga melepas kepulan asap namun patut di apresiasi karena mereka selalu berbicara sebuah perubahan yangmengarah pada ketidakadilan akan sebuah hal yang mencerdai kehidupan. percayalah banyak dari mereka yang membisukan atau terbisukan. 
 Almamatermu hanyalah sebuah pakaian mewah yang kau hargai mahal namun tak pernah kau kenal maknanya , statsus mahasiswa kamu hanya menambah catatan di sebuah lembaran keterangan penduduk yang kau sendiripun lupa.. sudahkah mahasiswa menjadi garda dari sebuah tatanan masyarakat ? ..

  Sampai pagi ini masih ada mereka yang sebenarnya berdiri namun tak pernah kita lihat, mereka punya suara mereka berfikir keras dan mereka berdedikasi ...namun maaf semua itu tidak dihargai.. banyak dari mereka menjadi cadangan yang menurut pandangan ada yang lebih baik..
 Menjadi cadangan di negeri sendiri itu adalah kebohongan dan sebuah pengkhiatan.. sehingga banyak dari mereka hanya menjadi penyebah almamaternya sendiri .

 Dan dalam paragraf akhir yang penuh dengan nuansa kritikan , harapan terbangun dalam sebuah usaha yang didlamnya ada proses dan doa,kalaupun semua pemikiran tadi hanya sebuah teori yang tidak dipraktekkan jangan salahkan kalo mereka yang berikir keras kecewa lalu menjadi pengkhianat bagi negeri sendiri. jadikan masa lalu menjadi penyesalan bukan hanya pelajaran.. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Satu Gelas Matcha  Hai sedikit sapaan dibawah rindangnya sore ini  Mengaduk matcha kesukaanmu dengan sedikit gula Baru saja pelay...